
Menjaga asupan nutrisi saat hamil adalah salah satu kunci penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Tak jarang, meskipun sudah mengonsumsi makanan sehat, Bunda tetap membutuhkan tambahan vitamin prenatal demi mencukupi kebutuhan nutrisi yang meningkat selama kehamilan.
Vitamin prenatal tidak hanya membantu menjaga kesehatan tubuh Bunda, tetapi juga berperan besar dalam pembentukan otak, saraf, dan organ vital Si Kecil sejak dalam kandungan.
Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengenal jenis-jenis vitamin prenatal yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Di bawah ini informasi lengkap mengenai jenis-jenis vitamin prenatal dan panduan mengonsumsinya.
Apa itu vitamin prenatal?
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, vitamin prenatal adalah suplemen harian yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan.
Vitamin ini mengandung kombinasi nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, kalsium, vitamin D, DHA, dan lainnya yang berfungsi menunjang tumbuh kembang janin dan menjaga kesehatan Bunda.
Meskipun pola makan sehat tetap menjadi prioritas utama, vitamin prenatal berfungsi sebagai pelengkap yang membantu menutup kekurangan asupan nutrisi tertentu. Beberapa vitamin prenatal juga mengandung omega-3 (DHA) yang penting untuk perkembangan otak janin.
Prenatal vitamin dapat dibeli bebas di apotek, supermarket, atau secara daring. Namun, Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi vitamin prenatal yang paling sesuai dengan kondisi tubuh.
Kapan Bunda membutuhkan prenatal vitamin?
Idealnya, Bunda mulai dapat mengonsumsi vitamin prenatal 1–3 bulan sebelum kehamilan, terutama untuk memenuhi kebutuhan asam folat yang penting bagi pembentukan tabung saraf janin di minggu-minggu awal kehamilan. Dimana biasanya sering kali sebelum Bunda tahu sedang hamil.
Mengutip laman Mayo Clinic, kekurangan asam folat di awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf seperti spina bifida.
Oleh karena itu, disarankan agar perempuan usia subur rutin mengonsumsi vitamin prenatal jika berencana hamil dalam waktu dekat.
Selain itu, selama masa kehamilan, tubuh Bunda memerlukan lebih banyak zat besi untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah.
Zat besi juga dapat mencegah anemia, yang bisa menyebabkan kelelahan berlebih dan gangguan pertumbuhan janin.
Berapa lama vitamin prenatal sebaiknya dikonsumsi sebelum kehamilan?
Paling tidak, Bunda disarankan mulai mengonsumsi vitamin prenatal tiga bulan sebelum pembuahan. Alasannya, banyak organ penting janin mulai terbentuk di bulan pertama kehamilan.
Bila tubuh Bunda sudah memiliki cukup cadangan nutrisi, maka proses awal perkembangan janin akan berjalan lebih optimal.
Jika Bunda sedang merencanakan kehamilan, atau bahkan tidak sedang aktif merencanakannya namun masih berada di usia subur, mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari bisa jadi langkah preventif yang bijak.
Namun perlu diingat, konsumsi vitamin prenatal tidak boleh berlebihan. Dikutip dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, cukup konsumsi satu dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
Bila diperlukan tambahan zat tertentu seperti asam folat dosis tinggi, dokter akan meresepkan suplemen terpisah.
![]() |
12 Jenis vitamin prenatal untuk kesehatan Bunda dan Janin
Berikut 12 jenis vitamin prenatal yang dapat dikonsumsi untuk kesehatan Bunda dan janin yang dikutip dari laman Cleveland Clinic dan American Pregnancy Association.
1. Asam folat
Asam folat adalah jenis vitamin B yang paling penting dikonsumsi selama masa kehamilan. Vitamin ini berfungsi untuk mencegah cacat tabung saraf (NTD), seperti spina bifida, yaitu kelainan pada otak dan sumsum tulang belakang janin.
Selain itu, asam folat juga mendukung pertumbuhan umum janin dan perkembangan plasenta. Bunda bisa mendapatkan asam folat dari makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan sereal yang difortifikasi.
Namun, tetap disarankan untuk mengonsumsi tambahan suplemen asam folat sebesar 400–600 mikrogram (mcg) per hari, tergantung kebutuhan.
2. Vitamin A
Vitamin A berperan besar dalam regulasi gen, pertumbuhan sel, penglihatan, dan daya tahan tubuh. Selama kehamilan, bentuk aktif vitamin A yang dikenal sebagai retinoid sangat penting untuk perkembangan embrio, termasuk pembentukan mata, telinga, jantung, dan anggota tubuh janin.
Namun, Bunda perlu berhati-hati karena dosis vitamin A yang terlalu tinggi dapat berbahaya bagi janin. Maka dari itu, asupan vitamin A sebaiknya berasal dari sumber alami seperti wortel, ubi, dan sayuran hijau, atau sesuai anjuran dokter kandungan.
3. Vitamin B Kompleks
Vitamin B kompleks terdiri dari delapan jenis vitamin, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B7 (biotin), B9 (folat), dan B12 (kobalamin). Seluruhnya sangat penting dalam mendukung kehamilan.
Yang paling menonjol adalah folat (B9) yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, DNA, dan protein.
Kekurangan vitamin B saat hamil dapat menyebabkan kecacatan janin, serta gangguan pada Bunda seperti kerontokan rambut, anemia, daya tahan tubuh menurun, dan kelelahan.
Bunda disarankan memilih folat alami dibanding asam folat sintetis karena lebih mudah diserap tubuh dan lebih efektif dalam mencegah cacat bawaan.
4. Vitamin C & E
Vitamin C dan E adalah vitamin antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan mendukung sistem imun Bunda selama kehamilan.
Selain itu, keduanya berperan dalam produksi kolagen, yaitu protein penting yang terdapat pada tulang, kulit, dan jaringan ikat.
Kekurangan vitamin ini bisa menghambat proses penyembuhan dan perkembangan jaringan tubuh janin.
Untuk itu, Bunda bisa mendapatkan vitamin C dari buah jeruk, stroberi, dan tomat, sementara vitamin E bisa diperoleh dari kacang-kacangan dan minyak nabati.
5. Vitamin D
Vitamin D membantu tubuh Bunda menyerap kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Selain itu, vitamin ini juga mendukung kesehatan kulit dan penglihatan bayi yang sedang berkembang.
Sumber alami vitamin D yang paling mudah adalah sinar matahari, namun Bunda juga bisa mendapatkannya dari ikan berlemak seperti salmon. Asupan yang disarankan selama kehamilan adalah minimal 600 IU (international units) per hari.
6. Kalsium
Kalsium sangat penting untuk membangun tulang dan gigi yang kuat pada janin. Tidak hanya itu, kalsium juga membantu menjaga kepadatan tulang Bunda sendiri agar tidak mengalami pengeroposan selama kehamilan.
Sumber kalsium yang mudah ditemukan adalah produk susu seperti keju, dan yogurt. Bagi Bunda yang berusia di atas 19 tahun, kebutuhan kalsium harian selama hamil adalah sekitar 1.000 miligram (mg).
7. Zat besi
Zat besi berfungsi untuk membantu sel darah merah membawa oksigen ke janin, serta berperan dalam proses produksi darah tambahan yang dibutuhkan selama kehamilan.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang berdampak pada kelelahan hingga risiko komplikasi pada bayi.
Bunda bisa memperoleh zat besi dari daging merah, unggas, dan sereal yang diperkaya zat besi. Selama kehamilan, disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 27 mg zat besi per hari.
8. Yodium
Yodium merupakan nutrisi esensial untuk perkembangan otak janin. Tanpa asupan yodium yang mencukupi, risiko terganggunya perkembangan sistem saraf pada janin bisa meningkat.
Yodium bisa ditemukan dalam berbagai makanan seperti garam yang telah diperkaya yodium, produk olahan susu, serta beberapa jenis ikan.
9. DHA
DHA (docosahexaenoic acid) adalah jenis asam lemak omega-3 yang penting bagi perkembangan otak dan sistem saraf janin. DHA juga berperan dalam menjaga kesehatan penglihatan bayi serta membantu menurunkan risiko kelahiran prematur.
DHA bisa didapatkan dari makanan seperti ikan laut (salmon, sarden), telur, dan biji rami, namun tidak semua vitamin prenatal mengandung DHA.
Oleh karena itu, Bunda disarankan agar mencukupi kebutuhan DHA harian minimal 200 mg, baik dari sumber makanan maupun melalui suplemen tambahan.
10. Magnesium, sodium, & kalium
Magnesium, natrium (sodium), dan kalium merupakan elektrolit penting yang menjaga keseimbangan cairan tubuh, membantu kontraksi otot, dan memastikan fungsi saraf berjalan dengan baik.
Magnesium menempati posisi penting karena membantu melancarkan aliran darah ke otak janin dan mendukung pertumbuhan yang optimal.
Kekurangan magnesium bisa menyebabkan kram otot, tekanan darah tinggi, bahkan komplikasi kehamilan. Sumber alaminya termasuk pisang, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
11. Seng
Seng atau zinc merupakan mineral penting selama kehamilan karena adanya percepatan proses pertumbuhan sel pada tubuh ibu maupun janin.
Jika asupan zinc tidak mencukupi, hal ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta berbagai komplikasi saat persalinan.
Asupan seng dapat membantu memperkuat sistem imun, mempercepat penyembuhan luka, dan mendukung pembentukan DNA. Makanan kaya zinc meliputi daging merah, seafood, dan produk susu.
12. Kolin bitartrat
Kolin adalah nutrisi penting yang mendukung perkembangan otak dan sistem saraf janin, serta menjaga fungsi hati dan plasenta.
Selama masa hamil dan menyusui, tubuh Bunda secara alami mentransfer kolin dalam jumlah besar ke janin melalui plasenta dan ke bayi melalui ASI. Jika tidak dicukupi, simpanan kolin tubuh bisa cepat habis.
Sumber kolin antara lain telur, daging, dan suplemen kehamilan khusus.
Demikian penjelasan lengkap mengenai pengertian vitamin prenatal hingga jenis-jenisnya yang dapat Bunda konsumsi untuk menjaga kesehatan Bunda dan janin.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
Leave a Reply